Sijado Institute adalah lembaga yang berfokus pada penelitian terhadap hak asasi manusia, kebijakan publik, demokrasi, kebudayaan dan media massa. Lembaga ini juga bergerak dalam pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pelatihan jurnalitik, penerbitan jurnal ilmiah dan buku, serta usaha-usaha lain yang sah dan tidak melanggar hukum.
Lembaga Sijado Institute dikukuhkan berdasarkan akta notaris Nuryati SH, tertanggal 06 Maret 2012.
Dalam bidang hak asasi manusia dan penerbitan buku, Sijado sudah pernah melakukan riset dan menerbitkan buku “Talangsari 1989 Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa Lampung”, bekerja sama dengan Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) Jakarta (terbit tahun 2007).
Lembaga ini juga melakukan riset tentang pola hubungan kemitraan petani udang di tambak udang terbesar di Asia Tenggara, yaitu Dipasena, yang berada di kabupaten Tulang Bawang, bekerja sama dengan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung. Hasil riset kemudian terbitkan menjadi buku yang berjudul “Dipasena, Kemitraan Konflik dan Perlawan Petani Udang” (terbit tahun 2012) dan sudah beberapa kali dicetak ulang.
Pada tahun 2021 Sijado Institute bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung Selatan melakukan riset dan penerbitan buku tentang pemilihan kepala daerah, yang berjudul “Polemik Mantan Terpidana dalam Pilkada”.
Di bidang jurnalistik, Sijado bekerja sama dengan LSPP menggelar pelatihan jurnalisme damai pada Agustus 2008. Pengurus Sijado pun aktif mengisi pelatihan jurnalistik dan riset tentang hak asasi manusia, sosial dan politik.
Sijado memiliki penulis dan editor yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya.
.